Desember 9, 2025 3:16 am
2

Batubara– Manajemen SPBU 14.213.228 Simpang Kopi, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, memberikan klarifikasi resmi menyikapi sorotan tajam dari konsumen dan pemberitaan di media sosial oleh akun Facebook @aFitri Sinaga terkait dugaan penyimpangan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Kamis (4/12/2025).

Pihak manajemen membantah keras tuduhan yang menyebutkan telah terjadi penyalahgunaan BBM subsidi (Pertalite/Solar) dan adanya pelayanan kepada “mafia BBM”.

Juru bicara SPBU Simpang Kopi, Ramadhani, menjelaskan bahwa insiden petugas yang membawa jeriken berisi BBM, yang terekam kamera dan memicu amarah warganet, adalah sebuah kesalahpahaman.

“Kami mengakui ada petugas kami yang terlihat membawa jeriken saat antrean sempat dibubarkan. Namun, kami tegaskan, BBM yang dibawa dalam jeriken tersebut adalah Pertamax, yang merupakan jenis BBM non-subsidi,” jelas Ramadhani dalam keterangan, Senin (8/12/2025).

Ramadhani melanjutkan, pembelian Pertamax menggunakan jeriken memang diperbolehkan oleh aturan Pertamina asalkan memenuhi standar keamanan. Petugas yang terekam kamera tersebut merupakan pegawai muda lulusan baru yang masih minim pengalaman dalam berinteraksi dengan konsumen di tengah situasi tekanan tinggi.
“BBM Pertamax tersebut adalah pesanan dari salah seorang tetangga dekatnya yang tidak dapat hadir langsung ke SPBU,” tegasnya.

Terkait penghentian layanan secara tiba-tiba pada pukul 22.00 WIB, manajemen menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh tingginya volume pengisian BBM oleh masyarakat yang mengakibatkan kelelahan fisik pada petugas.

“Faktor ramainya masyarakat yang mengisi BBM telah mengakibatkan keletihan pada petugas kami sehingga mereka perlu beristirahat sesuai dengan jam kerja yang ditetapkan,” ujar Ramadhani.

Manajemen menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan buruknya komunikasi dari petugas yang muda.
“Kami mohon maaf jika komunikasi dari petugas kami kurang baik, sehingga menimbulkan kesan bahwa kami sengaja menghentikan layanan. Kami tegaskan, tidak ada niat untuk menimbun atau mengalihkan Pertalite atau Solar bersubsidi,” tambahnya.

Ramadhani menambahkan bahwa meskipun saat ini terjadi kekosongan BBM jenis tertentu (akibat tingginya permintaan atau gangguan distribusi regional), suasana di lingkungan SPBU tetap kondusif. Pihak SPBU telah menyampaikan kondisi ketersediaan BBM secara transparan kepada konsumen.
Lebih lanjut, Ramadhani juga menjelaskan mengenai prosedur teknis operasional SPBU:

“Kami juga perlu mengedukasi masyarakat bahwa setiap tangki penyimpanan di SPBU memang harus disisakan bottom stock, yaitu sisa BBM minimum di dasar tangki. Hal ini wajib dilakukan untuk menjaga kualitas dan kondisi tangki penyimpanan agar tidak cepat rusak atau tercampur endapan lumpur,” pungkasnya.

Manajemen SPBU Simpang Kopi menyatakan komitmennya untuk segera mengevaluasi dan memberikan pelatihan soft skill kepada seluruh petugas lapangan, terutama dalam hal komunikasi dan peningkatan pelayanan prima. Pihak SPBU juga siap bekerja sama secara transparan dengan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut dan aparat kepolisian setempat untuk mengklarifikasi insiden ini dan membuktikan bahwa tidak terjadi penyimpangan distribusi BBM bersubsidi. (Ds/Mansyur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *