Juli 2, 2025 5:41 am
IMG-20221226-WA0033

Aceh — Genewstv.id

Kapolda Aceh Irjen.Pol Ahmad Haydar Pimpin Apel Dalam rangka pengamanan Natal 2022 dan tahun baru 2023 (Nataru), Polda Aceh menggelar operasi kepolisian terpusat dengan sandi Operasi Lilin 2022.

Operasi ini akan digelar selama 11 hari, mulai 23 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.

operasi tersebut ditandai dengan apel gelar pasukan Operasi Lilin Seulawah 2022 di Lapangan Apel Polda Aceh, Kamis (22/12/2022).

Apel tersebut dipimpin oleh Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar dan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki.

Dalam arahannya saat membacakan amanat Kapolri, Kapolda Aceh menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mengikuti apel gelar pasukan Operasi Lilin 2022.

Apel gelar pasukan ini merupakan bentuk pengecekan akhir kesiapan personel maupun sarana prasarana agar pengamanan dapat terselenggara secara optimal dan sinergi, sehingga perayaan Natal 2022 serta Tahun Baru 2023 (Nataru) berjalan kondusif,” sebut Ahmad Haydar.

Mantan Kapuslabfor Polri itu melanjutkan, bahwa Covid-19 di Indonesia sudah terkendali, sehingga pemerintah memberikan pelonggaran aktivitas masyarakat, termasuk Nataru dengan menetapkan seluruh wilayah pada PPKM level 1.

Kapolda Aceh menyebutkan, momentum Nataru selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia di setiap penghujung tahun dengan melaksanakan berbagai kegiatan, sehingga berimplikasi terhadap meningkatnya mobilitas masyarakat.

Karena itulah, Polri dengan dukungan TNI, pemerintah daerah, mitra kamtibmas, serta stakeholder terkait menggelar operasi kepolisian terpusat dengan sandi Operasi Lilin 2022 selama 11 hari, mulai 23 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023, serta dilanjutkan dengan kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) pada 3 Januari-9 Januari 2023.

Masih Ahmad Haydar, Operasi Lilin 2022 secara keseluruhan di Indonesia melibatkan 166.322 personel gabungan yang ditempatkan pada 1.845 pos pengamanan, 695 pos pelayanan, dan 89 pos terpadu untuk mengamankan 52.636 objek pengamanan.

Semua itu tentunya dipersiapkan dalam rangka mengamankan kegiatan Nataru, agar masyarakat merasa nyaman dan aman sebagaimana perintah dari Presiden Joko Widodo,” sebutnya.

Selanjutnya, dalam pengamanan Nataru terdapat berbagai potensi gangguan yang harus diwaspadai.

Seperti sisi kesehatan, harus tetap waspada terhadap potensi lonjakan Covid-19, terlebih saat ini telah muncul subvarian baru omicron BN.1 yang lebih cepat menular.

Sisi keamanan, kata Kapolda terdapat beberapa potensi gangguan yang juga perlu diwaspadai, seperti kemacetan maupun kecelakaan lalu lintas dan penyeberangan antar pulau, serta kepadatan di bandara, terminal, dan pelabuhan.

Dalam amanat Kapolda juga memaparkan terkait kejahatan konvensional.

Berdasarkan anev tahun 2021, kejahatan paling tinggi terjadi pada Desember yang didominasi oleh jenis kejahatan konvensional.

Melihat hal tersebut, personel diminta meningkatkan patroli pada daerah rawan dan objek vital serta lakukan sosialisasi guna meningkatkan standar keamanan lingkungan dan tempat tinggal, terutama kepada masyarakat yang akan berpergian.

“Ancaman terorisme juga menjadi potensi gangguan yang serius.

Perlu saya tekankan, bahwa aksi terorisme seperti di Polsek Astana Anyar tidak boleh terjadi.

Maka kedepankan deteksi dini dan preventive strike guna mencegah aksi-aksi terorisme,” pungkas Kapolda Aceh.
(Ali)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *