Anak dari anggota DPR RI fraksi PKB, Edward Tannur, yaitu Gregorius Ronald Tannur (31 tahun), telah dijadikan tersangka dalam kasus kematian Dni Sera Afrianti alias Andini (27 tahun) di Blackhole KTV Surabaya. Ronald adalah pacar dari Dini selama lima bulan terakhir.
Pada Jumat (6/10/2023), Ronald muncul di Gedung Pesat Gatra Polrestabes Surabaya mengenakan baju berwarna oranye dan kacamata. Dia tetap diam ketika polisi mengungkapkan detail kasus penganiayaan yang menyebabkan kematian Dini.
Kepala Kepolisian Kota Besar Surabaya, Kombes Pasma Royce, mengungkapkan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan bahwa Andini meninggal karena dianiaya oleh pacarnya. Kejadian tersebut terjadi di parkiran Mal Lenmark Surabaya pada Rabu (4/10) dini hari pukul 00.10 WIB.
Pasma menyampaikan, “Pada Rabu, 4 Oktober, pukul 00.10 WIB, korban Dini dan saksi R (Ronald) diduga terlibat dalam pertengkaran yang disaksikan oleh seorang petugas keamanan. Menurut keterangan saksi, GR (Ronald) menendang kaki kanan korban, kemudian DR (saksi lainnya) melakukan pemukulan pada kepala korban sebanyak dua kali menggunakan botol minuman tequila.”
Setelah penganiayaan, korban ditinggalkan dalam kondisi lemah di kamar. Dini kemudian dibawa ke RSU dr. Soetomo untuk mendapatkan perawatan medis. “Kemudian, pada pukul 02.00 WIB, korban dinyatakan meninggal,” tambahnya.
Saat ini, polisi telah menetapkan Ronald sebagai tersangka dalam kasus kematian Dini di Blackhole KTV Surabaya. Ronald adalah putra dari anggota DPR RI fraksi PKB, Edward Tannur.
Pasma menegaskan, “Berdasarkan fakta-fakta dari penyelidikan dan bukti-bukti yang ada, kami telah menaikkan status saksi GR yang berusia 31 tahun, tinggal di Pakuwon City, menjadi tersangka.”
Perlu dicatat bahwa Dini dan Ronald adalah pasangan kekasih yang telah menjalin hubungan selama 5 bulan. Saat kejadian, mereka sedang karaoke bersama teman-teman Ronald di Blackhole KTV Surabaya. Konflik yang terjadi kemudian mengakibatkan penganiayaan yang berlanjut hingga Dini ditemukan meninggal di area parkir bawah tanah.
