PSIKOLOG POLRI MENDALAMI MOTIF penganiayaan
SURABAYA.
Polisi mengumumkan hasil tes kejiwaan empat santri senior yang menjadi tersangka dalam kasus penganiayaan dan pembunuhan Bintang Balqis Maulana (14) di Ponpes Al Hanifiyah Kediri. Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji, menjelaskan bahwa perilaku agresif para tersangka dapat ditelusuri hingga pada masa kecil dan pola asuh mereka yang sering mengalami kekerasan fisik dan verbal dari orang tua. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua juga menjadi pemicu tindakan keji mereka terhadap Bintang.
Tes kejiwaan ini dilakukan oleh Tim Psikologi Biro SDM Polda Jatim dan Polres Kediri Kota pada Kamis (29/2/2024). Kesimpulan dari tim medis kejiwaan menyatakan bahwa kondisi psikologis para tersangka tidak menunjukkan adanya gangguan kejiwaan. Mereka dikategorikan sebagai individu dengan kondisi psikologis yang stabil dan normal, memungkinkan mereka untuk menjalani proses penyidikan dengan baik.
Bramastyo menegaskan pentingnya pemeriksaan psikologi ini dalam mengungkap latar belakang, motivasi, dinamika psikologi, dan dampak psikologi kasus ini. Pemeriksaan tersebut memberikan arahan untuk langkah-langkah selanjutnya dalam penyidikan kasus kematian Bintang Balqis Maulana.
Sebelumnya, Polres Kediri Kota telah melakukan rekonstruksi kasus penganiayaan yang menyebabkan kematian Bintang pada Jumat (29/2). Bintang meninggal dunia pada Jumat (23/2) setelah mengirim pesan kepada keluarganya melalui WhatsApp, memohon untuk dipulangkan karena merasa takut di pondok yang berada di Kecamatan Mojo, Kota Kediri.
Pesan terakhir Bintang itu membuat keluarga terkejut, dan pada Sabtu (24/2), Bintang pulang dalam keadaan kaku tak bernyawa, menyisakan duka mendalam bagi keluarganya. Video kemarahan keluarga terhadap pria yang mengantarkan jenazah Bintang, yang menjadi viral di media sosial, semakin memfokuskan perhatian publik pada kasus ini.
