Oktober 31, 2025 2:28 am
8

Medan- Suasana lengang di Kantor Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, mendadak berubah tegang saat Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, melakukan inspeksi mendadak (sidak), Jumat (26/9/2025).

Datang mengenakan kemeja batik hitam cokelat, Rico tampak terkejut begitu melihat kondisi kantor lurah yang jauh dari kata layak. Cat dinding kusam, plafon mengelupas, asbes bolong, hingga sampah berserakan di bawah meja kerja.

Alih-alih mencerminkan pelayanan publik yang prima, kantor kelurahan itu justru mirip gudang terbengkalai. Bagi masyarakat yang datang mengurus administrasi, kondisi ini tentu menyesakkan.

“Ini kantor lurah paling parah yang saya datangi. Duh, Bu, ini parah tempat kalian ini! Sampah jatuh itu dibersihkan hari itu juga. Kalau minggu lalu ibu bilang sudah, berarti salah ibu,” semprot Rico kepada Lurah Ladang Bambu, Yus Gemala.

Dengan wajah tertunduk, sang lurah hanya menjawab singkat: “Siap salah, Pak.”

Rico pun terus berkeliling, meninjau setiap sudut ruangan hingga kamar mandi. Ia tampak kecewa melihat plafon yang bolong, bersarang laba-laba, hingga ruangan kumuh yang lebih mirip kandang.

“Bagaimana masyarakat bisa merasa dihargai kalau kondisi kantornya saja seperti ini? Jangan karena di ujung, kalian gak rawat tempat kalian. Bu Lurah, kantor ini rumah kedua ibu. Kalau rumah kedua saja tak bisa dijaga, bagaimana mau menjaga yang di luar?” tegasnya.

Instruksi pun langsung dikeluarkan: seluruh bagian kantor harus segera dibersihkan, dirapikan, dan diperbaiki. Tak ada alasan lagi untuk membiarkan kantor pelayanan publik dibiarkan kumuh.

Sidak ini membuka mata, di balik jargon “pelayanan prima”, masih ada kantor kelurahan di Medan yang luput dari perhatian—bahkan tak mencerminkan standar pelayanan dasar kepada masyarakat. (T)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *