Batu Bara – Tempat (Lapak) berjualan nasi soto yang sempat terkenal dan disinggahi banyak orang tepat di simpang Sei Bejangkar Kabupaten Batu Bara, kini dalam kondisi memprihatinkan.
Tempat(Lapak) yang dibangun tahun 1993 sewaktu Bupati Asahan dijabat Rihol Sitohang dan Batu Bara masih dalam wilayah Kabupaten Asahan, saat ini atap seng dan plafonnya sudah lapuk dimakan usia. Lapak nasi soto yang konon ditempati 20 pedagang kecil, kini tinggal 7 pedagang yang masih setia menanti pelanggan.
“Mau gimana lagi pak, sejak lapak ini dibagikan kepada kami tahun 1984, kami berusaha disini. Menjual soto, nasi, kopi dan teh serta gorengan. Demi sesuap nasi,
Namun demikian kami tetap bertahan meski pelanggan yang datang tinggal sedikit”, keluh Nora salah seorang penjual nasi soto, Kamis (7/7/22).
Diakui Nora, ketika OK Arya Zulkarnain menjabat Bupati Batu Bara, mereka dikutip pajak atau retribusi sebesar Rp. 20.000. Namun sejak beberapa tahun ini tidak ada lagi pengutipan tersebut.
“Kami tidak keberatan bayar pajak tapi kami mohon agar lapak kami ini diperbaiki”, ucap Nora.
Beberapa penjual soto lainnya dan warga yang mengaku hampir tiap hari mangkal ditempat tersebut mengaku sempat merasa senang mendengar lokasi di Simpang Sei Bejangkar bakal direnovasi Pemkab Batu Bara.
Namun mereka kecewa karena yang dibangun bukan lapak jualan nasi soto melainkan pembongkaran seluruh bangunan di segitiga Simpang Sei Bejangkar.
“Setelah kami tanya tukang baru kami tau yang mau dibangun ternyata taman bukan lapak jualan kami”, ujar seorang penjual nasi soto lainnya.
Seorang warga menyebutkan, kondisi Simpang Sei Bejangkar kelak bagai siang dan malam. Sangat kontras. Pemkab Batu Bara membangun taman dengan anggaran Rp. 1,194 miliar. Sementara disebelahnya, lapak jualan soto yang kondisinya kupak kapik sehingga terkesan kumuh.
(Silvia Lubis/Genewstv)